Pelan
tapi pasti, kesenangan menonton film layar lebar di dalam gedung bioskop kian memudar
dan menemukan ajalnya. Gedung bioskop rakyat dengan fasilitas hiburan berupa
tontonan murah meriah itu kini semakin tergerus kuasa zaman. Tergantikan oleh gedung
bioskop dengan fasilitas yang mewah, berpendingin ruangan dan sederet aturan
yang tak boleh dilanggar. Atau jika ingin sedikit leluasa, bisa saja menonton
di rumah dengan memutar keping cakram padat berisi film-film digital terbaru
dengan harga yang terjangkau, maklum DVD bajakan. Tapi kenikmatan dan sensasi
suasana menonton dipastikan tidak akan menemukan orgasmenya.
Pada
dua atau tiga dekade silam, menonton
film di bioskop merupakan sebuah prestise, semacam kemewahan sederhana yang tak
tergantikan. Meski dengan fasilitas alakadarnya (bangku-bangku tua yang
berderit, udara pengap akibat miskin ventilasi, sampah dan debu yang bertebaran
dan toilet dengan sanitasinya yang busuk sedemikian rupa), film yang diputar
pun kadang-kadang film yang sudah kadaluarsa, murahan dan ketinggalan zaman. Tapi
kenikmatan menonton film di dalam gedung bioskop tetap saja menjadi kenangan
manis tersendiri.