Thursday, November 17, 2016

Bertandang ke Rumah Tua Cibeureum yang Merana

Setiap kali saya melintas jalan raya Cibeureum dari arah Bandung menuju Cimahi, tepat di seberang SMAN 13 Cimindi, saya selalu menoleh ke arah rumah yang tertimbun rapat pepohonan. Sebuah rumah tua yang wingit dan beraura mistis. Rumah itu cukup besar bernuansa kolonial, khas rumah hunian para tuan tanah tempo dulu. Rumah yang menyimpan pesona sekaligus angker, dengan atap langit-langit yang menjulang tinggi. Enam buah pilar penyangga di depannya berdiri kokoh dan sebuah balkon diatasnya menambah kesan anggun yang seakan-akan hendak menunjukan wibawa pemiliknya. 

Suatu hari saya pernah memberanikan diri untuk masuk ke halaman rumah itu. Saya melangkah perlahan memasuki pelataran rumah. Saya menengok ke kanan kiri, mengendap-endap ragu dan memperhatikan sekeliling seperti maling. Saya berharap ada seseorang di dekat situ, dengan maksud akan mengajaknya ngobrol atau sekedar bertanya-tanya tentang rumah itu. Tetapi tak seorangpun saya temui disana. Sepi. Saya berusaha mendekat hingga hampir memasuki teras. Namun saya urungkan untuk memasukinya lebih jauh. Rumah itu tampak kosong dan tidak terawat. Tembok-tembok yang kusam dan cat-catnya yang mengelupas. Saya mengitari pandangan ke sekililing, sekaligus membayangkan suasana rumah itu disuatu lini masa yang lampau ketika zaman tengah menjadi milik si empunya rumah. Tidak banyak yang saya perbuat kecuali mengambil foto beberapa bagian sudut rumah itu. Meskipun siang hari dan lokasi rumah itu tepat berada dipinggir jalan raya yang riuh oleh bising kendaraan, saya merasa seperti disergap kesunyian yang asing. Semacam ketakutan yang ganjil.

Bagian depan (foto: Iwan Hermawan)

Wednesday, November 16, 2016

Film “Max Havelaar” Berlatar Rumah Tua Cibeureum



Bagi peminat wisata sejarah atau penikmat seni bangunan lawas peninggalan kolonialisme Belanda, kawasan Cimahi dan sekitarnya kiranya menyimpan daya tarik tersebut. Sejak Kolonel Fishcter dan Kapten Struss membangun Cimahi sebagai Garnizun terbesar se-Hindia Belanda pada 1886, banyak bangunan-bangunan dengan berbagai gaya arsitektur Indis didirikan di kota Cimahi, baik difungsikan sebagai bangunan tangsi-tangsi militer maupun hunian-hunian bagi warga Eropa yang menarik perhatian. Salah satu bangunan yang menarik tersebut adalah sebuah rumah tua yang berlokasi di pinggir jalan raya Cibeureum, kota Cimahi. 

Rumah tua yang kini menjadi bagian dari sebuah pangkalan perusahaan taksi itu ternyata tak hanya menyimpan kenangan bagi sebagian anak-anak generasi 90an yang pernah menjadikan rumah tua tersebut sebagai tempat bermain, juga menyimpan banyak sisi cerita yang sangat menarik. Terlebih lagi ketika rumah tua tersebut sempat terbengkalai dan tidak terurus, dengan halaman yang ditumbuhi pepohonan yang rimbun dan rumput liar menyerupai hutan, juga terdapat lahan pekuburan di belakang rumah tua tersebut tentu saja menimbulkan kesan angker, sunyi dan mistis.

Rumah Tua Cibeureum, 2015