Sunday, December 20, 2015

Kolone Macan: Pasukan Brutal dari Tjimahi

Oleh: Iwan Hermawan

Berawal dari kesulitan pemerintah Kolonial Belanda menghadapi pemberontakan dan perlawan rakyat dengan cara gerilya, maka munculah gagasan untuk membentuk pasukan khusus yang efektif menghadapi gerilyawan, maka di bentuklah pasukan Marsose tanggal 20 April 1890, setiap unit Marsose terdiri dari 20 orang dengan dipimpin oleh sersan Belanda yang dibantu oleh kopral pribumi, pasukan ini selain dipersenjatai oleh karaben juga dengan klewang.

Marsose masih dirasa belum cukup oleh petinggi militer Belanda, maka dibentuk lagi suatu unit di dalam pasukan marsose yang bernama Kolone Macan, pasukan ini dipimpin oleh perwira asal Swiss Hans Christofell, dia kemudian dikirim ke Cimahi, dimana disana telah terbentuk suatu garnizun pasukan Belanda, di sini dia bertemu dengan banyak marsose kawakan dan memiliki pengalaman bertempur di Aceh, keberadaan mereka di Cimahi dalam rangka istirahat setelah peperangan berat di medan Aceh.

Christofell menghimpun anggota Marsose yang beringas, sangar dan jago berkelahi, pasukan ini dilatih di garnizun Cimahi. Selama di tangsi Cimahi yang damai itu mereka bosan dan merasa ingin kembali berperang di Aceh karena dunia mereka adalah peperangan dalam hutan, latihan Marsose bukanlah menembakan senapan tetapi memainkan klewang.Mereka tergolong pasukan yang sangat brutal dalam aksi-aksi pemberangusan perlawanan rakyat dan sering melakukan eksekusi di tempat, Kolone macan adalah bagian terkejam dari korps Marsose dan hanya dikirimkan hanya dalam Perang Aceh.

No comments:

Post a Comment