Bandoeng Vooruit mempromosikan Curug Cimahi |
Kendaraan angkutan pun jika sudah lewat maghrib tidak ada lagi yang berani menaikan penumpang.
Saat itu hampir tidak pernah berfikir jika Curug Cimahi menyimpan sejarah panjang. Yang saya tahu, air yang dialirkan Curug Cimahi berasal dari Situ Lembang. Hanya itu saja. Tapi sekarang ternyata saya menemukan banyak hal di tempat wisata ini. Apalagi sekarang suasana disini tidak seperti beberapa dekade ke belakang, Curug Cimahi yang sepi dan wingit. Dan kini saya mulai banyak menggali informasi dan peranan yang pernah tertoreh tentang eksistensi wana wisata ini.
Entah bagaimana sejarahnya, curug atau air terjun yang berlokasi di kampung Cisarua, desa Kertawangi, kecamatan Cisarua, kabupaten Bandung Barat ini lebih dikenal dengan nama ‘Curug Cimahi’ daripada dikenal sebagai ‘Curug Cisarua’. Apabila kita pernah melihat dua kartu pos lama bergambar air terjun jika yang dimaksud adalah Curug Cimahi, pada selembar kartu pos itu ada tertulis: “Waterval te Tjisaroewa (Lembang) – Tjisaroewa Falls”. Dan pada selembar kartu pos yang lain ada tertulis: “Waterval bij Tjimahi Preange”.
Di dalam buku berjudul Pedoman Tamasja Djawa Barat yang ditulis R.O Simatupang yang diterbitkan penerbit Keng Po - Djakarta, Simatupang menulis di halaman 32: "Dari Tjimahi dengan melewati Tjisarua anda bisa pergi ke Lembang, hanja sadja djalannja kurang baik. Diantara dua tempat ini terdapat peternakan, perusahaan susu segar, kebun-kebun sajur, air terdjun Tjisarua (tjurug) dengan airnja jang deras dengan menundjukan keangkerannja, Situ Lembang dengan keindahan alam jang menarik dan airnja dingin seperti es. Di bagian lain dari Tjimahi anda bisa pergi ke Tjurug Penganten jang merupakan tjuram yang dalam".
***
Secara geografis, letak posisi Curug Cimahi ini tampaknya memang berada ditengah-tengah jalur perjalanan antara Cimahi menuju Lembang. Atau sebaliknya jika mengikuti geotrek arus air, air yang mengalir di curug ini berasal dari hulu di sebuah situ atau danau yang bernama Situ Lembang, yang kemudian terus bermuara sampai Cimahi. Jika dilihat secara epistimologi, kata Cimahi yang berarti ‘air yang cukup’ memang ada benarnya juga. Sebab debit air yang dialirkan curug ini selalu sama, baik di musim hujan atau musim kemarau.
Apapun tentang asal-usul penamaannya, Curug Cimahi ternyata menyimpan catatan bahwa wana wisata alam ini pernah begitu terkenal pada zaman pra-Indonesia hingga sekarang. Bahkan pada sebuah foto lama ada menggambarkan sebuah kegiatan wana wisata yang dilakukan siswa Hoogere Burger School (HBS) tahun 20-an yang mengunjungi Curug Cimahi.
Siswa HBS berwisata di Curug Cimahi |
Kini, wana wisata Curug Cimahi yang memiliki lahan seluas 25,75 hektare ini di kelola oleh Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten, Kesatuan Pemangku Hutan Bandung Utara dan Bagian Pemangku Hutan Lembang, dan yang menjadi daya tarik wilayah seluas itu adalah 7 hektare lahan yang berupa curug atau air terjun alami yang memiliki ketinggian mencapai 70 meter. Lokasi curug yang berada di ketinggian 1.050 meter ini tentu menawarkan sajian pemandangan khas tropis: udara sejuk, pepohonan yang rimbun, burung-burung serta monyet berekor panjang.
Karena tidak ada fasilitas mewah semacam lift atau kereta gantung, maka untuk mencapai curug pengunjung diharuskan menuruni sebanyak 580 anak tangga yang dimulai sejak dari pintu loket, hingga ke bawah tempat dimana lokasi curug berada. Di bawah curug ada terdapat lubuk atau kolam genangan air yang aman untuk berenang-renang. Suasana tropis sangat terasa jika kita sudah berada di bawah. Tumbuhan dan pepohonan yang lebat menyelimuti tebing menimbulkan suasana tenang. Suara air yang jatuh dari atas ketinggian 70 meter itu memberikan nuansa alam yang sejuk.
Pintu masuk Curug Cimahi |
No comments:
Post a Comment