Suatu hari
saya pernah memberanikan diri untuk masuk ke halaman rumah itu. Saya melangkah
perlahan memasuki pelataran rumah. Saya menengok ke kanan kiri, mengendap-endap
ragu dan memperhatikan sekeliling seperti maling. Saya berharap ada seseorang
di dekat situ, dengan maksud akan mengajaknya ngobrol atau sekedar bertanya-tanya
tentang rumah itu. Tetapi tak seorangpun saya temui disana. Sepi. Saya berusaha
mendekat hingga hampir memasuki teras. Namun saya urungkan untuk memasukinya
lebih jauh. Rumah itu tampak kosong dan tidak terawat. Tembok-tembok yang kusam
dan cat-catnya yang mengelupas. Saya mengitari pandangan ke sekililing,
sekaligus membayangkan suasana rumah itu disuatu lini masa yang lampau ketika
zaman tengah menjadi milik si empunya rumah. Tidak banyak yang saya perbuat
kecuali mengambil foto beberapa bagian sudut rumah itu. Meskipun siang hari dan
lokasi rumah itu tepat berada dipinggir jalan raya yang riuh oleh bising
kendaraan, saya merasa seperti disergap kesunyian yang asing. Semacam ketakutan
yang ganjil.
Bagian depan (foto: Iwan Hermawan) |